Minggu, 26 September 2010

LAYAKNYA MENANGKAP KUPU-KUPU



Setiap orang pasti menginginkan "Kebahagian" dalam kehidupanya dan mengharapkan apa yang mereka inginkan dapat tercapai. Namun terkadang kita tidak menyadari bahwa semua itu adalah harapan kita yang terkadang tidak sesuai dengan apa yang telah digariskan untuk hidup kita. Kemudian timbul pertanyaan bagaimana kita dapat menyikapi hal tersebut ? marah, menyalahkan orang lain, putus asa, atau lari dari kenyataaan?

Mengejar impian atau kebahagiaaan dapat kita ibaratkan seperti menangkap kupu-kupu, Ciptaan Tuhan yang dapat menarik mata kita untuk melihatnya dan tertarik untuk dapat memilikinya. Metamorfosa kupu-kupu sudah menarik dimana perubahan yang dapat mengispirasi hidup kita bahwa setiap orang layaknya seekor kupu-kupu harus mampu untuk merubah dirinya menjadi sesuatu yang lebih baik meskipun dengan satu perjuangan yang tidak mudah. seekor ulat yang buat banyak orang cukup mengelikan dan akan membuat kita menghindarinya, atau membuangnya jauh-jauh, banyak juga yang membunuhnya karena dianggap sebagai penggangu tanaman.

Ulat merubah dirinya dengan berpuasa dan berdiam diri membentuk kepompong, pernah saya membaca bahwa untuk menjadi kupu-kupu dengan sayap yang indah dan kokoh ulat harus melewati lubang yang sempit terjepit diantar kulit kepompongnya. Satu perjuangan untuk merubah dirinya dari ulat yang buruk menjadi kupu-kupu yang indah. mampukah kita mecontoh ulah itu menjadi pribadi yang lebih baik dari sikap dan kehidupan kita yang mencermikan kita adalah manusia ciptaan Tuhan yang lebih sempurna dari binatang dan tumbuhan.

Terlepas dari semuanya itu apa yang menjadi pembahasan kita adalah bagaimana kita mengkiaskan proses kita meraih kebahagiaan dengan menangkap kupu-kupu. Pada saat kita menangkap kupu-kupu kita sering sekali tanpa sadar kita tidak mengunakan hati kita, kita dengan begitu semangat mengejarnya, menabrak apapun yang ada didepan kita mengejar dan terus mengejar, tapi apakah kita dapat menangkapnya? Pastilah tidak karena semakin kita mengejar kupu-kupu itu akan semakin terbang jauh dari kita.

Namun sebaliknya disaat kita tenang, fokus dan memusatkan perhatian kita dengan satu obyek atau dalam hal ini kupu-kupu maka dengan begitu mudahnya kita dapat menangkapnya begitu juga dengan kebahagiaan yang kita inginkan, Jangan pernah mencoba meraih kebahagian kita dengan terburu-buru tanpa memusatkan pikiran dan hati kita kepada kebahagian yang ingin kita raih. kebahagian akan datang dari hati yang tulus memandang banyak hal disekitar kita fokus pada tujuan dari kebahagiaan yang kita ingin capai. Jangan egois memandang kebahagian dari satu sisi tetapi tetap fokus pada banyak sisi kehidupan, memang tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini tetapi biarlah kita selalu berusaha untuk mendekati kesempurnaan itu.

Belajar dari seekor kupu-kupu yang berasal dari ulat jelek, mengelikan, tak dianggap karena merusak dan merugikan, yang memetamorfosiskan dirinya dengan tidak mudah dan kemudian berubah menjadi kupu-kupu yang cantik dan setiap orang ingin menangkapnya dan memilikinya. Juga menghayati perjuangan menangkap kupu-kupu yang juga tidak mudah dan asal-asalan karena membutuhkan satu kemampuan mengendalikan diri untuk tidak gegabah dan menghalalkan segara cara untuk dapat meraihnya. Marilah kita belajar tentang makna hidup yang sebenarnya, bahwa setiap tujuan hidup kita tidak dapat kita capai dengan mudah karena pasti membutuhkan satu perjuangan dan ketulusan hati untuk mencapainya janganlah kita mengunakan emosi kita, kekuatan kita dan juga egoisme kita tetapi tetaplah pergunakan ketulusan hati dan pengendalian diri agar tujuan kita dapat tercapai dan yang paling penting selalu sertakan Tuhan dalam setiap aktifitas dan tujuan hidup kita agar hidup kita semakin bermakna dan dapat memancarkan sinar kebahagian bukan hanya untuk diri kita tapi juga bagi orang disekitar kita. GBU


Tidak ada komentar:

Posting Komentar